BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada dasarnya pendirian suatu perusahaan
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup
usahanya terjamin dan dapat terus mengembangkan usahanya.Dalam menghadapi
persaingan bisnis, suatu perusahaan haruslah benar-benar memperhatikan hal yang
sangat fundamental yaitu berkenaan dengan permodalan. Suatu perusahaan
diharapkan dapat proaktif dalam menghadapi persaingan yang ada. Pihak
perusahaan harus memberikan perhatian penuh dalam masalah penggunaan dana.
Penyediaan dana dapat berasal dari sumber internal yang meliputi laba ditahan
dan sumber eksternal yang meliputi hutang jangka panjang, hutang jangka pendek,
dan modal saham.
Perusahaan dapat menggunakan dana dari
dalam untuk memenuhi kebutuhannya, namun karena pertumbuhan perusahaan
menyebabkan kebutuhan dana semakin besar sehingga dana dari dalam tidak bisa
memenuhi kebutuhan dananya. Oleh karena itu perusahaan memenuhi kebutuhan
dananya dari luar yaitu hutang. Akan tetapi dalam penggunaan hutang perlu
adanya kehati-hatian atas risiko yang diakibatkan oleh penggunaan hutang
tersebut. Peningkatan hutang akan secara langsung meningkatkan beban bunga
sehingga perusahaan harus mampu menutupi beban tersebut melalui laba operasi
yang didapatkan. Beban bunga yang besar akan mengurangi laba operasi yang ada
dan akan mengakibatkan penurunan pada laba bersih, sebaliknya jika beban bunga
kecil pengaruhnya terhadap laba pun kecil oleh karena itu penggunaan modal
sendiri ataupun modal asing sudah tentu harus memperhatikan kondisi perusahaan,
maka penggunaan analisis terhadap pinjaman yang digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan memang diperlukan apakah menguntungkan bagi perusahaan atau sebaliknya
akan merugikan perusahaan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
hutang jangka pendek perusahaan mempengaruhi rasio Return on Equity ?
2. Apakah
hutang jangka panjang perusahaan mempengaruhi rasio Return on Equity ?
3. Apakah
hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang perusahaan secara bersama sama
mempengaruhi Return on Equity ?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara parsial dan simultan
penaruh dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terharap
rentabilitas terhadap modal atau return on equity perusahaan.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Secara
akademis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penambahan
data/referensi yang berkaitan dengan ilmu keuangan.
2. Secara
Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan
penulis.
3. Secara
Praktis, khususnya bagi PT. Semen Indonesia dengan adanya penelitian penulis
ini diharapkan mampu menjadi suatu masukan untuk mengetahui Sejauh mana PT.
Semen Indonesia dalam mengelola tata keuangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hutang
1. Definisi
Hutang
Horngreen, (1977)
menjelaskan utang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau
memberikan jasa di masa yang akan dating. Kewajiban tersebut muncul karena
transaksi yang dilakukan dengan pihak luar perusahaan. Menurut Munandar, (1989)
menyatakan utang termasuk kewajiban lancar yaitu kewajiban perusahaan kepada
pihak lain kecuali kepada pemilik perusahaan yang harus dipenuhi atau dilunasi
dalam jangka pendek ( kurang dari setahun ). Financial Accounting Standart
Board (Harahap, 1999) mendefinisikan hutang atau kewajiban sebagai suatu
kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul
akibat kewajiban perusaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa
kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau
kejadian yang sudah terjadi. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun
2004 Pasal 1 Tentang Kepalitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Utang
adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik
dalam mata uang indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun
yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian
atau Undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi
memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan
Debitor.
2. Penggolongan
Hutang
Karena hutang
melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa depan, maka salah satu
karakteristik yang paling penting dari hutang adalah tanggal dimana hutang
harus dibayarkan. Hutang yang jatuh tempo saat ini harus diselesaikan secara
tepat waktu dan dalam kegiatan bisnis yang biasa jika operasi akan dilanjutkan.
Hutang dengan tanggal jatuh tempo yang lebih lama merupakan klaim atas sumber
daya perusaan saat ini. Oleh karena itu, berada dalam kategori yang sedikit
berbeda. Karakteristik ini menimbulkan pembagian dasar hutang menjadi hutang
jangka pendek (hutang lancar) dan hutang jangka panjang (hutang tidak lancar).
1. Hutang
Jangka Pendek (Current Liability)
Mehurut Bambang Riyanto
(2001) hutang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama
satu tahun. Sedangkan menurut Munawir.S (2004) hutang lancar atau hutang jangka
pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang perlunasannya atau pembayaran
akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan
Sebagian besar hutang
jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan barang / jasa, yaitu kredit yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis-jenis hutang
jangka pendek diantaranya adalah :
1. Rekening
Koran
Kredit Rekening Koran
adalah kredit yang diberikan oleh Bank kepada perusahaan dengan batas plafond
tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi
sebagian sesuai dengan kebutuhannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah
yang telah diambil saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari
jumlah tersebut. Bank dalam memberikan kredit rekening Koran dapat menyita
perusahaan yang bersangkutan dengan berbagai syarat atau klausal
(clausule),yaitu antara lain :
a. Klausul
Pembatalan
Bank mempunyai hak
untuk membatalkan pemberian kreditnya setiap waktu. Pada dasarnya hak tersebut
baru digunakan apabila Bank sudah mengetahui dengan pasti bahwa kredit yang
diberikan secara rekening Koran itu dengan sengaja oleh perusahaan yang
bersangkutan digunakan untuk maksud-maksud yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan atau menyimpang dari tujuan penggunaan kredit tersebut.
b. Klausul
Likuiditas Darurat
Klausul atau syarat ini
memungkinkan Bank mengubah kredit rekening Koran kedalam bentuk kredit wesel,
dengan tujuan untuk mendapatkan alat-alat tunai dengan segera.
c. Klausul
Pemeriksaan
Klausul ini memungkinkan
Bank untuk memeriksa, meneliti dan mengawasi cara penggunaan kredit yang
diberikan oleh Bank kepada suatu perusahaan agar supaya kredit tersebut dapat
digunakan dengan cara yang sebaik-baiknya.
d. Klausul
Penerimaan Dan Pembayaran Melalui Bank
Klausul ini
memungkinkan Bank mengikat keuangan perusahaan dengan syarat bahwa semua
transaksi finansiil perusahaan harus dijalankan melalui Bank yang bersangkutan.
e. Klausul
Jaminan
Klausul ini berhak
untuk meminta jaminan yang lebih besar lagi misalnya dengan penyerahan efek,
dan berdasrkan nilai dasi efek tersebut, Bank menentukan berapa persen kreidt
akan diperbesar.
2. Kredit
Dari Penjual
Kredit penjual
merupakan kredit perniagaan (Trade-credit) dan kredit ini terjadi bila
penjualan produk dilakukan dengan kredit. Pada umumnya perusahaan yang memberi
kredit penjual adalah perusahaan industri, sedamgkan perusahaan yang menerima
adalah perusahaan perdagangan.
3. Kredit
Dari Pembeli
Kredit pembeli adalah
kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier)
dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya.
4. Kredit
wesel
Kredit wesel ini
terjadi apabila perusahaan mengeluarkan surat pengakuan hutang yang berisikan
kesanggupan untuk membayaar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada
saat tertentu dan setelah ditandatangani surat tersebut dapat dijual atau
diuangkan pada Bank.
2. Hutang
Jangka Panjang (Non-Current Liability)
Hutang jangka panjang
merupakan hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10
tahun. Menurut Agus Sartono (2001) hutang jangka panjang atau long-term debt
adalah satu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur
bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentudan peminjam bersedia untuk
membayar secara periodik yang mencakup bunha dan pokok pinjaman. Menurut
Bambang Riyanto (2001) Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk
membelanjai perluasan perusahaan (Ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan
dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah
yang besar. Sedangkan menurut Munawir.S (2004) Hutang jangka panjang adalah
kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih
jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca)
Adapun jenis dan
bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang (Long-term debt) antara
lain :
1. Pinjaman
Obligasi (Bond Payables).
Obligasi merupakan
instrumen hutang jangka panjang yang digunakan oleh pemerintah atau perusahaan
untuk mendapatkan dana jangka panjang. Seperti yang dikemukakan oleh Bambang
Riyanto (2001) bahwa pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu
yang panjang, untuk mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang
mempunyai nominal tertentu. Adapun jenis jenis dari obligasi antara lain adalah
:
a. Obligasi
biasa (Bond)
Adalah obligasi yang
bunganya tetap dibayar oleh debiturdalam waktu-waktu tertentu, dengan tidak
memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak.
b. Obligasi
pendapatan (Income Bonds)
Adalah jenis obligasi
dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu-waktu debitur atau
perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapatkan keuntungan.
c. Obligasi
yang dapat di tukarkan (Convertible-bonds)
Adalah obligasi yang
memberikan kesempatan kepada pemegang surat obligasi tersebut untuk pada suatu
saat tertentu menukarkanya dengan saham dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Pinjaman
Hipotik (Mortgage)
Pinjaman hipotik
merupakan pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak
hipotik terhadap suatu batang tidak bergerak Sudah Husnan dan Enny Pudjiastuti
(2002) menyebutkan bahwa hipotik merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan
agunan aktiva tidak bergerak (Tanah bangunan) dalam perjanjian kreditnya
disebutkan secara jelas aktiva apa yang di pergunakan sebagai agunan.
B.
Rentabilitas
1. Pengertian
Rentabilitas
Salah satu ukuran utama
keberhasilan perusahaan didalam mengelola usahanya adalah tingkat
rentabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Semua modal yang
bekerja dalam perusahaan adalah modal sendiri dan modal pinjaman. Sofyan Syarif
Harahap (2001) menyatakan rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Agus sartono (2001) menjelaskan bahwa
rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Sedangkan Bambang Riyanto
(2001) berpendapat bahwa pentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
Dalam hal mengenai
konsep rentabilitas penulis hanya membahas mengenai satu penilaian rentabilitas
perusahaan yaitu :
1. Return
on Equity
Rentabilitas Terhadap
Ekuitas (Return On Equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (Income)
yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan, Syamsudin (2001:64). Menurut Hanafi dan Halim (2007:84) rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham
tertentu. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi.
Rasio ROE tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang
saham. Karena rasio ini bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang
sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan utang. Rasio ini
juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Rasio atau pedoman yang
baik adalah antara 20% - 40%.
Jadi dapat disimpulkan
rentabilitas terhadap modal (Return on Equity) adalah perbandingan antara
jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah
modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata
lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu
perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan
keuntungan.
Hasil pengembalian
ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesuadah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri semakin tinggi rasio ini semaikn
baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Rumus untuk mencari Return on Equity adalah :
Return
on Equity =
=
... %
Dengan memahami ROE
secara mendalam, kita akan menemukan tiga hal penting diantaranya :
1. Kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (orifutability)
2. Efisiensi
perusahaan dalam mengelola aset (assets management)
3. Hutang
yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage)
C.
Hubungan
Antara Hutang dan Return of Equity
Rasio Return on Equity perusahaan akan
berubah jika hutang mengalami perubahan. Perubahan yang mungkin terjadi ada dua
sisi. Yang pertama, jika hutang naik maka rasio ROE akan naik dan juga
sebaliknya jika hutang turun maka rasio ROE juga akan ikut turun. Kedua, jika
hutang naik maka rasio ROE akan turunn dan jika hutang naik maka rasio ROE akan
naik.
D.
Perumusan
Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan
penelitian dan tinjauan teoritis seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka
hipotesis penelitian sebagai berikut:
a. Ada
pengaruh hutang jangka pendek terhadap ROE pada perusahaan.
b. Ada
pengaruh hutang jangka panjang terhadap ROE pada perusahaan.
c. Ada
pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara serentak
terhadap ROE pada perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Objek
Penelitian
Penelitian ini mengambil objek
penelitian yaitu data sekunder dari PT. Semen Indonesia, yang digunakan adalah
dokumen laporan keuangan selama tahun 2006-2011. Data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tahun
|
Hutang Jangka Pendek
|
Hutang Jangka Panjang
|
Return On Equity
|
2006
|
Rp
1.460.082.635,00
|
Rp
536.722.041,00
|
23.56
|
2007
|
Rp 1.445.874.275,00
|
Rp
442.090.591,00
|
26.79
|
2008
|
Rp
2.090.588.965,00
|
Rp
441.278.362,00
|
31.27
|
2009
|
Rp
2.294.842.315,00
|
Rp
458.786.818,00
|
32.62
|
2010
|
Rp
2.517.518.619,00
|
Rp
905.727.439,00
|
30.14
|
2011
|
Rp
2.889.137.195,00
|
Rp 2.157.368.593,00
|
27.06
|
B.
Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis data
dokumenter yaitu berupa jurnal penelitian teerdahulu dan laporan keuangan
perusahaan. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder
adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara
atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan yang telah tersusun dalam arsip yang telah di publikasikan. Data yang
dipakai dalam penelitian ini didapatkan dengan cara memanfaatkan laporan
keuangan perusahaan PT Semen Indonesia di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2006-2011.
C.
Variabel
dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
Variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu dependen
variabel atau variabel terikat dan independen variabel atau variabel bebas.
Dalam penelitian ini return on equity ditetapkan menjadi variabel terikat
sendangkan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang di tetapkan sebagai
variabel bebas.
2. Definisi
Operasional Variabel
a. Return
on equity (Y) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba yang
berkaitan dengan hasil penjualan dan penggunaan sumber sumber yang ada.
Pengukuran variabelnya berdasarkan periode 2006-2011.
b. Hutang
jangka pendek (X1) merupakan hutang yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Termasuk dalam kelompok ini adalah: hutang dividen, hutang bank, hutang dagang,
dll. Pengukuran variabelnya berdasarkan pada tahun 2006-2011.
c. Hutang
jangka panjang (X2) adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
atau satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang biasanya timbul karena
adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan jumlah
modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi
hutang-hutang yang lain. Pengukuran variabel berdasarkan tahun 2006-2011.
D.
Teknik
Analisis Data
1. Uji
Asumsi Kasik
Salah satu syarat untuk
bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya uji asumsi
klasik. Persamaan regresi diatas harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimastor), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh
bias.
a. Uji
Normalitas
Uji normalitas data
dalam pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan probabilitas dari
Jarque-Bera dengan probabilitas tingkat signifikansi α. Jika probabilitas
Jarque-Bera lebih besar daripada α maka data dinyatakan berdistribusi normal,
sedangkan jika probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dari α maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Uji
Autokorelasi
Uji autokorelasi
digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data observasi
baik data time series maupun cross section. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan serial korelasi sebagai alat untuk mencari korelasi antar data.
Data dapat dinyatakan tidak terdapat autkorelasi jika nilai probabilitas
Chi-Square lebih besar dari pada nilai probabilitas signifikansi α, sedangkan
jika probabilitas Chi-Square lebih kecil dari pada nilai probabilitas
signifikasi α maka data terdapat masalah autokorelasi.
c. Uji
Multikolinearitas
Jika korelasi semakin
mendekati 1 artinya korelasi semakin kuat, sedangkan jika semakin mendekati nol
menunjukan korelasi yang semakin rendah. Jika nilai korelasi yang dihasilkan
kurang dari 0,8 maka data dinyatakan bebas dari multikolinieritas, sedangkan
jika hasilnya lebih dari 0,8 maka data dinyatakan terdapat multikolinieritas.
d. Uji
Heteroskedastisitas
Dalam uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas
Chi-Square dengan nilai signifikansi probabilitas α. Jika nilai probabilitas
Chi-Square lebih dari nilai probabilitas signifikansi α maka data dinyatakan
bebas dari heteroskedastisitas, apabila probabilitas Chi-Square lebih kecil
dari pada probabilitas signifikansi α maka data dinyatakan terdapat
heteroskedastisitas.
e. Uji
Linieritas
Untuk mendeteksi apakah
model liniear atau tidak bisa dengan membandingkan F-statistic dalam ramsey
reset test. Jika nilai F-statistic lebih besar dari pada F-tabel maka model
dinyatakan tidak linier, sedangkan jika nilai F-statistic lebih kecil daripada
F-tabel maka model dinyatakan linier.
2. Analisis
Regresi Linier Berganda
Ferdinand (2006:295),
analisis regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam
menganalisis hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y) rumus multiple regresinya adalah sebagai berikut
:
Y =
β0 + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
Y =
Return on Equity (%).
X1 =
Hutang jangka pendek (Juta Rupiah).
X2 =
Hutang jangka panjang (Juta Rupiah)
β0 = Intercept/Konstanta
β1,β2 =
Koefisien/slope regresi
3. Analisis
Koefisien Determinasi (R2)
Tingkat ketepatan suatu
garis dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien
R2 (R square). Nilai koefisien R square dalam analisis regresi dapat
digunakan sebagai ukuran menyatakan kesesuaian garis regresi yang diperoleh. R2
= 1, berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel
dependen. Sebaliknya, jika R2 = 0, berarti, variabel independen
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
4. Uji
Hipotesis
a. Uji
Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Uji statistik t
digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Kesimpulan yang diambil
adalah dengan melihat signifikansi (α) atau perbandingan antara F hitung dan F
tabel dengan ketentuan:
Apabila t hitung < t tabel dan α >
5% : tidak mampu menolak H0
Apabila t hitung > t tabel dan α <
5% : menolak H0
b. Uji
Signifikansi Stimulan (Uji-F)
Uji statistik F
digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam
persamaan regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel
dependen. Dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat
signifikansi (α) dan perbandingan antara F hitung dan F tabel dengan ketentuan.
Apabila F hitung < F tabel dan (α)
> 5%: tidak mampu menolak H0
Apabila F hitung > F tabel dan (α)
< 5%: menolak H0
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
1. Gambaran
Singkat Objek Penelitian
PT Semen Gresik
(Persero) Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan nama NV Pabrik Semen Gresik pada
tanggal 25 Maret 1953 dengan Akta Notaris Raden Mr. Soewandi No. 41. Pada
Tanggal 17 April 1961, NV Pabrik Semen Gresik dijadikan Perusahaan Negara
(Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 132 tahun 1961, kemudian berubah
menjadi PT Semen Gresik (Persero) berdasarkan Akta Notaris J.N. Siregar, S.H.
No. 81 tanggal 24 Oktober 1969. Berikut ini merupakan data yang digunakan :
Tahun
|
Hutang Jangka Pendek
|
Hutang Jangka Panjang
|
Return On Equity
|
2006
|
Rp
1.460.082.635,00
|
Rp
536.722.041,00
|
23.56
|
2007
|
Rp
1.445.874.275,00
|
Rp
442.090.591,00
|
26.79
|
2008
|
Rp
2.090.588.965,00
|
Rp
441.278.362,00
|
31.27
|
2009
|
Rp
2.294.842.315,00
|
Rp
458.786.818,00
|
32.62
|
2010
|
Rp
2.517.518.619,00
|
Rp
905.727.439,00
|
30.14
|
2011
|
Rp
2.889.137.195,00
|
Rp
2.157.368.593,00
|
27.06
|
2. Uji
Asumsi Klasik
Secara teoritis telah
diungkapkan bahwa salah satu metode pendugaan parameter daam model regresi
linear adalah Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS digunakan berlandaskan
pada sejumlah asumsi tertentu. Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi, pada
prinsipnya model regresi linear yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang
dari asumsi BLUE (Best, Linear, Unbiased dan Estimator), dalam pengertian lain
model yang dibuat harus lolos dari penyimpangan asumsi adanya autokorelasi,
normalitas, linearitas, heteroskedastistas dan mulikolinearitas. Berikut ini
merupakan uji asumsi klasik yang dilakukan terhadap model :
a. Uji
Normalitas
Uji distribusi normal
adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga dapat
dipakai dalam statistik parametik. Pendugaan persamaan dengan menggunakan
metode OLS harus memenuhi sifat kenormalan, karena jika tidak normal dapat
menyebabkan varians infinitif. Jika varians infinitif maka pendugaan menjadi
tidak berarti. Dengan menggunakan program Eviews maka didapatkan hasil :
Asumsi yang dipakai untuk uji
Normalitas:
Ho: Data berdistribusi Normal
Ha: Data berdistribusi tidak Normal
Pengujian:
Ho diterima, jika: Prob. Jarque-Bera > α = 0.05 (5%)
Ho ditolak, jika: Prob. Jarque-Bera < α = 0.05 (5%)
Analisis hasil output,
nilai Prob. Jarque-Bera = 0,74 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model
berdistribusi normal.
b. Uji
Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah
untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam variabel-variabel bebas
yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi ini umumnya
terjadi pada data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi pada model
ini adalah bahwa penaksir tidak efisien dan uji t serta uji F biasanya tidak
valid walaupun hasil estimasi tidak bias (Gujarati,2003). Berikut ini merupakan
hasil output yang dihasilkan dari serial korelasi:
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM
Test:
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-statistic
|
0.947828
|
Prob. F(2,1)
|
0.5877
|
|
Obs*R-squared
|
3.927930
|
Prob. Chi-Square(2)
|
0.1403
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Test Equation:
|
|
|
|
|
Dependent Variable: RESID
|
|
|
||
Method: Least Squares
|
|
|
||
Date: 01/02/15 Time: 18:30
|
|
|
||
Sample: 2006 2011
|
|
|
||
Included observations: 6
|
|
|
||
Presample missing value lagged residuals
set to zero.
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std. Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
-4.730448
|
4.424061
|
-1.069255
|
0.4787
|
X1
|
3.45E-09
|
3.00E-09
|
1.149885
|
0.4557
|
X2
|
-3.12E-09
|
2.71E-09
|
-1.151177
|
0.4553
|
RESID(-1)
|
-1.646776
|
1.227882
|
-1.341152
|
0.4079
|
RESID(-2)
|
-0.891959
|
0.877758
|
-1.016178
|
0.4949
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.654655
|
Mean dependent var
|
-6.56E-15
|
|
Adjusted R-squared
|
-0.726725
|
S.D. dependent var
|
1.080095
|
|
S.E. of regression
|
1.419298
|
Akaike info criterion
|
3.413109
|
|
Sum squared resid
|
2.014406
|
Schwarz criterion
|
3.239575
|
|
Log likelihood
|
-5.239326
|
Hannan-Quinn criter.
|
2.718439
|
|
F-statistic
|
0.473914
|
Durbin-Watson stat
|
2.934562
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.780018
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hipotesis yang dipakai untuk uji
autokorelasi:
Ho: Tidak terdapat Autokorelasi.
Ha: Terdapat Autokorelasi.
Pengujian :
Ho diterima, jika: Prob. Chi-Square > α = 0.05 (5%)
Ho ditolak, jika: Prob. Chi-Square < α = 0.05 (5%)
Analisis hasil output
autokorelasi yaitu karena Prob. Chi-Square = 0,1403 > 0,05 maka Ho diterima,
sehingga bisa disimpulkan bahwa model tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji
Multikolinieritas
Multikolinearitas
berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti antara beberapa atau
semua variabel yang menjelaskan model regresi. jika koefisien koreasi antara
masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8, berarti terjadi
multikolinearitas dalam model regresi. Berikut ini hasil yang diperoleh dari
uji multikolinearitas :
|
X1
|
X2
|
X1
|
1.000000
|
0.742077
|
X2
|
0.742077
|
1.000000
|
Dari tabel diatas dapat
dilihat nilai koefisien korelasinya antar variabel independen dibawah 0,80
dengan demikian data dalam penelitian ini tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
d. Uji
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section, karena data
tersebut menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (Sritua, 1993). Uji
heteroskedastisitas dengan metode white ini tidak menggunakan asumsi normalitas
sehingga sangat mudah untuk diimplementasikan dan sangat cocok dengan model logit
yang berdistribusi logistic (Gujarati,2003).
Heteroskedasticity Test: White
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-statistic
|
1.692261
|
Prob. F(2,3)
|
0.3221
|
|
Obs*R-squared
|
3.180682
|
Prob. Chi-Square(2)
|
0.2039
|
|
Scaled explained SS
|
0.270396
|
Prob. Chi-Square(2)
|
0.8735
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Test Equation:
|
|
|
|
|
Dependent Variable: RESID^2
|
|
|
||
Method: Least Squares
|
|
|
||
Date: 01/02/15 Time: 18:47
|
|
|
||
Sample: 2006 2011
|
|
|
||
Included observations: 6
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std. Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
2.411985
|
0.898328
|
2.684973
|
0.0747
|
X1^2
|
-3.35E-19
|
2.24E-19
|
-1.494711
|
0.2319
|
X2^2
|
1.46E-19
|
3.08E-19
|
0.473824
|
0.6680
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.530114
|
Mean dependent var
|
0.972171
|
|
Adjusted R-squared
|
0.216856
|
S.D. dependent var
|
0.878251
|
|
S.E. of regression
|
0.777212
|
Akaike info criterion
|
2.640645
|
|
Sum squared resid
|
1.812174
|
Schwarz criterion
|
2.536525
|
|
Log likelihood
|
-4.921935
|
Hannan-Quinn criter.
|
2.223843
|
|
F-statistic
|
1.692261
|
Durbin-Watson stat
|
2.176473
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.322099
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hipotesis yang dipakai untuk uji
heteroskedastisitas:
Ho: Tidak terdapat Heteroskedastisitas.
Ha: Terdapat Heteroskedastisitas.
Pengujian :
Ho diterima, jika: Prob. Chi-Square > α = 0.05 (5%)
Ho ditolak, jika: Prob. Chi-Square < α = 0.05 (5%)
Analisis hasil output
dari uji hetetoskedastisitas yaitu karena Prob. Chi-Square = 0,2039 > 0,05
maka Ho diterima, sehingga bisa di simpulkan bahwa tidak terdapat
Heterokedastisitas di dalam model.
e. Uji
Linieritas
Uji linearitas
bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear
atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat
dalam analisis korelasi atau regresi linear.
Ramsey RESET Test
|
|
|
||
Equation: UNTITLED
|
|
|
||
Specification: Y C X1 X2
|
|
|
||
Omitted Variables: Squares of fitted
values
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Value
|
df
|
Probability
|
|
t-statistic
|
0.512864
|
2
|
0.6591
|
|
F-statistic
|
0.263030
|
(1,
2)
|
0.6591
|
|
Likelihood ratio
|
0.741344
|
1
|
0.3892
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-test summary:
|
|
|
||
|
Sum
of Sq.
|
df
|
Mean
Squares
|
|
Test SSR
|
0.677967
|
1
|
0.677967
|
|
Restricted SSR
|
5.833026
|
3
|
1.944342
|
|
Unrestricted SSR
|
5.155059
|
2
|
2.577529
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LR test summary:
|
|
|
||
|
Value
|
df
|
|
|
Restricted LogL
|
-8.428960
|
3
|
|
|
Unrestricted LogL
|
-8.058288
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Unrestricted Test Equation:
|
|
|
||
Dependent Variable: Y
|
|
|
||
Method: Least Squares
|
|
|
||
Date: 01/02/15 Time: 18:49
|
|
|
||
Sample: 2006 2011
|
|
|
||
Included observations: 6
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std. Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
33.44214
|
33.06520
|
1.011400
|
0.4183
|
X1
|
6.18E-08
|
1.05E-07
|
0.589557
|
0.6152
|
X2
|
-4.72E-08
|
8.02E-08
|
-0.588697
|
0.6157
|
FITTED^2
|
-0.117276
|
0.228668
|
-0.512864
|
0.6591
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.909091
|
Mean dependent var
|
28.57333
|
|
Adjusted R-squared
|
0.772728
|
S.D. dependent var
|
3.367668
|
|
S.E. of regression
|
1.605469
|
Akaike info criterion
|
4.019429
|
|
Sum squared resid
|
5.155059
|
Schwarz criterion
|
3.880602
|
|
Log likelihood
|
-8.058288
|
Hannan-Quinn criter.
|
3.463694
|
|
F-statistic
|
6.666704
|
Durbin-Watson stat
|
2.823038
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.133215
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Untuk memdeteksi apakah model linear atau tidak dengan membandingkan nilai F-statistic dengan F-tabel, yaitu:
a. Jika
nilai F-statistic > F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan model linear
adalah ditolak.
b. Jika
nilai F-statistic < F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model
linear adalah diterima
Analisis Hasi Output,
bahwa nilai F-statistic sebesar 0,263030 kemudian dibandingkan dengan F-tabel
(0,05;2;3) sebesar 9,552094496. Berarti nilai F-statistik < F-tabel (0,26
< 9,55) maka model dinyatakan linier.
3. Analisis
Regresi Linier Berganda
Hasil output dari
regresi linier berganda yang telah dihasilkan dari program Eviews adalah
sebagai berikut :
Dependent Variable: Y
|
|
|
||
Method: Least Squares
|
|
|
||
Date: 01/02/15 Time: 18:56
|
|
|
||
Sample: 2006 2011
|
|
|
||
Included observations: 6
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std. Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
16.56129
|
2.735742
|
6.053676
|
0.0090
|
X1
|
8.05E-09
|
1.61E-09
|
5.000006
|
0.0154
|
X2
|
-6.09E-09
|
1.37E-09
|
-4.433747
|
0.0213
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.897136
|
Mean dependent var
|
28.57333
|
|
Adjusted R-squared
|
0.828559
|
S.D. dependent var
|
3.367668
|
|
S.E. of regression
|
1.394397
|
Akaike info criterion
|
3.809653
|
|
Sum squared resid
|
5.833026
|
Schwarz criterion
|
3.705533
|
|
Log likelihood
|
-8.428960
|
Hannan-Quinn criter.
|
3.392852
|
|
F-statistic
|
13.08229
|
Durbin-Watson stat
|
2.231879
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.032991
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan hasil
regresi diatas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 16.5612941404 + 8.04646253039e-09*X1
- 6.0911087513e-09*X2
Dari persamaan di atas
dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 16,5612941404 menyatakan bahwa jika
hutang jangka pendek (X1) dan hutang jangka panjang (X2) nilainya 0, maka
return of equity (Y) memiliki nilai 16,5612941404%.
Koefisien regresi
variabel X1 atau hutang jangka pendek sebesar 0,000000008046 artinya jika
variabel lainya tetap dan X1 atau hutang jangka pendek mengalami kenaikan Rp 1
Juta, maka Y atau return on equity mengalami peningkatan sebesar 0,000000008046%.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara X1 dan Y,
semakin naik X1 atau hutang jangka pendek maka semakin meningkat pula nilai Y
atau return on equity.
Koefisien regresi
variabel X2 atau hutang jangka panjang sebesar -0,000000006091 artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan X2 atau hutang jangka panjang
mengalami kenaikan Rp 1 juta, maka Y atau return on equity mengalami penurunan
sebesar 0,000000006091%, koefisien bernilai negatif artinya terjadi huungan negatif
antara X2 atau hutang jangka panjang dengan Y atau return on equity, semakin
naik X2 atau hutang jangka panjang maka semakin menurun nilai Y atau return on
equity.
4. Analisis
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi
(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerngkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu (Ghozali, 2011). Interpretasi: Jika R2 mendekati 1
(semakin besar nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin
kuat.; dan Jika R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2),
menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat secara simultan semakin lemah.
Melalui estimasi data
dari program eviews didapatkan nilai Adjusted R2 = 0,828559.
Menandakan bahwa variasi dari Return on Equity (Y) mampu dijelaskan secara
serentak oleh variabel Hutang Jangka Pendek (X1) dan Hutang Jangka Panjang (X2)
sebesar 82,86% sedangkan sisanya sebesar 17,14% dijelaskan oleh faktor faktor
lain yang tidak masuk dalam model.
5. Uji
Hipotesis
a. Uji
t
Hipotesa :
H0 = Variabel bebas tidak mempengaruhi
variabel tak bebas
H1 = Variabel bebas mempengaruhi
variabel tak bebas
Pengujian :
H0 diterima bila |t-statistik| <
|t-tabel| atau Pob. > α
H0 ditolak bila |t-statistik| >
|t-tabel| atau Prob. < α
Nilai Prob. dari estimasi yang sudah
dilakukan sebagai berikut:
Prob. X1 = 0,0154
Maka
0,0154 < 0,05 (Berpengaruh
signifikan, Ho ditolak)
Prob. X2 = 0,0213
Maka 0,0213 < 0,05 (Berpengaruh signifikan, Ho ditolak)
Dari hasil uji
t-statistik, bisa disimpulkan bahwa variabel hutang jangka pendek (X1) dan
hutang jangka panjang (X2) signifikan mempengaruhi ROE (Y)
b. Uji
F-statistik
Hipotesa yang digunakan :
H0 = Variabel bebas tidak mempengaruhi
variabel tak bebas
H1 = Variabel bebas mempengaruhi
variabel tak bebas
Pengujian:
H0 diterima bila |F-statistik| <
|F-tabel| atau Prob(F-statistic) > α
H0 ditolak bila |F-statistik| > |F-tabel|
atau Prob(F-statistic) < α
Nilai α yang digunakan = 0,05
Nilai Prob(F-statitic) = 0,033 < 0,05
Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak yang berarti variabel independen (X1,X2) signifikan
mempengaruhi variabel dependen (Y) atau hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang secara bersama-sama signifikan mempengaruhi rasio ROE.
B.
Pembahasan
Penelitian
1. Pengaruh
Hutang Jangka Pendek terhadap Return of Equity
Menurut hasil
penelitian dengan menggunakan program Eviews diatas dapat disimpulkan bahwa
hutang jangka pendek mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
kenaikan dari return on equity dikarenakan uji t dan uji F yang dilakukan
keduanya menghasilkan perngaruh yang signifikan. Apabila hutang jangka pendek
mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000.000, maka return of equity pun akan
mengalami kenaikan sebesar 0,000000008046%.
2. Pengaruh
Hutang Jangka Panjang terhadap Return on Equity
Hutang jangka panjang memiliki
pengaruh negatif yang signifikan terhadap return on equity, pengaruh signifikan
dapat dilihat dari uji t dan uji F yang telah di lakukan. Apabila hutang jangka
panjang naik sebesar Rp. 1.000.000, maka return on equity akan mengalami
penurunan sebesar 0,000000006091%.
3. Pengaruh
Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang terhadap Return on Equity
Berdasarkan uji F yang
telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang bersama sama mempengaruhi kenaikan dan penurunan dari return on
equity. Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berkontribusi
mempengaruhi return of equity sebesar 82,86% sedangkan sisanya sebesar 17,14%
dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak masuk dalam model.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulam
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Hasil
pengujian dengan menggunakan uji t menunjukan bahwa variabel hutang jangka
pendek berpengaruh signifikan terhadap return of equity dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0154.
2. Hasil
pengujian dengan menggunakan uji t menunjukan bahwa variabel hutang jangka
panjang berpengaruh signifikan terhadap return of equity dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0213.
3. Hasil
pengujian menggunakan uji F menjelaskan bahwa hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return of
equity dengan nilai signifikansi sebesar 0,33.
4. Nilai
Adjusted R2 = 0,828559. Menandakan bahwa variasi dari Return on
Equity mampu dijelaskan secara serentak oleh variabel Hutang Jangka Pendek dan
Hutang Jangka Panjang sebesar 82,86% sedangkan sisanya sebesar 17,14%
dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak masuk dalam model.
B.
Keterbatasan
Penelitian
ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian
ini, antara lain penelitian hanya mengambil dua variabel yaitu hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang sebagai variabel independen, namun masih
banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat return of equity.
C.
Saran
Bagi
PT. Semen Indonesia Tbk agar memperhatian apabila ingin melakukan pinjaman
hutang, harena hutang mengandung resiko dan hutang juga memiliki tambahan biaya
untuk pengembaliannya. Selain itu hutang mempengaruhi tingkat pengembalian yang
di harapkan.
Wynn Casino & Resort in Las Vegas, Nevada - Mapyro
BalasHapusFind 태백 출장마사지 Wynn 울산광역 출장마사지 Casino & Resort, 이천 출장마사지 Las Vegas, Nevada, United States, ratings, photos, MGM Grand Hotel, an MGM Resorts Casino and 제주도 출장마사지 Spa property, opened in 의정부 출장안마 2008.