Rabu, 04 Mei 2016

PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG DAN HUTANG JANGKA PENDEK TERHADAP RETURN ON EQUITY

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat terus mengembangkan usahanya.Dalam menghadapi persaingan bisnis, suatu perusahaan haruslah benar-benar memperhatikan hal yang sangat fundamental yaitu berkenaan dengan permodalan. Suatu perusahaan diharapkan dapat proaktif dalam menghadapi persaingan yang ada. Pihak perusahaan harus memberikan perhatian penuh dalam masalah penggunaan dana. Penyediaan dana dapat berasal dari sumber internal yang meliputi laba ditahan dan sumber eksternal yang meliputi hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, dan modal saham.
Perusahaan dapat menggunakan dana dari dalam untuk memenuhi kebutuhannya, namun karena pertumbuhan perusahaan menyebabkan kebutuhan dana semakin besar sehingga dana dari dalam tidak bisa memenuhi kebutuhan dananya. Oleh karena itu perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari luar yaitu hutang. Akan tetapi dalam penggunaan hutang perlu adanya kehati-hatian atas risiko yang diakibatkan oleh penggunaan hutang tersebut. Peningkatan hutang akan secara langsung meningkatkan beban bunga sehingga perusahaan harus mampu menutupi beban tersebut melalui laba operasi yang didapatkan. Beban bunga yang besar akan mengurangi laba operasi yang ada dan akan mengakibatkan penurunan pada laba bersih, sebaliknya jika beban bunga kecil pengaruhnya terhadap laba pun kecil oleh karena itu penggunaan modal sendiri ataupun modal asing sudah tentu harus memperhatikan kondisi perusahaan, maka penggunaan analisis terhadap pinjaman yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan memang diperlukan apakah menguntungkan bagi perusahaan atau sebaliknya akan merugikan perusahaan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah hutang jangka pendek perusahaan mempengaruhi rasio Return on Equity ?
2.      Apakah hutang jangka panjang perusahaan mempengaruhi rasio Return on Equity ?
3.      Apakah hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang perusahaan secara bersama sama mempengaruhi Return on Equity ?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara parsial dan simultan penaruh dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terharap rentabilitas terhadap modal atau return on equity perusahaan.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penambahan data/referensi yang berkaitan dengan ilmu keuangan.
2.      Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
3.      Secara Praktis, khususnya bagi PT. Semen Indonesia dengan adanya penelitian penulis ini diharapkan mampu menjadi suatu masukan untuk mengetahui Sejauh mana PT. Semen Indonesia dalam mengelola tata keuangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Hutang
1.      Definisi Hutang
Horngreen, (1977) menjelaskan utang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan dating. Kewajiban tersebut muncul karena transaksi yang dilakukan dengan pihak luar perusahaan. Menurut Munandar, (1989) menyatakan utang termasuk kewajiban lancar yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain kecuali kepada pemilik perusahaan yang harus dipenuhi atau dilunasi dalam jangka pendek ( kurang dari setahun ). Financial Accounting Standart Board (Harahap, 1999) mendefinisikan hutang atau kewajiban sebagai suatu kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 1 Tentang Kepalitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau Undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor.




2.      Penggolongan Hutang
Karena hutang melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa depan, maka salah satu karakteristik yang paling penting dari hutang adalah tanggal dimana hutang harus dibayarkan. Hutang yang jatuh tempo saat ini harus diselesaikan secara tepat waktu dan dalam kegiatan bisnis yang biasa jika operasi akan dilanjutkan. Hutang dengan tanggal jatuh tempo yang lebih lama merupakan klaim atas sumber daya perusaan saat ini. Oleh karena itu, berada dalam kategori yang sedikit berbeda. Karakteristik ini menimbulkan pembagian dasar hutang menjadi hutang jangka pendek (hutang lancar) dan hutang jangka panjang (hutang tidak lancar).
1.      Hutang Jangka Pendek (Current Liability)
Mehurut Bambang Riyanto (2001) hutang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sedangkan menurut Munawir.S (2004) hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang perlunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan
Sebagian besar hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan barang / jasa, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis-jenis hutang jangka pendek diantaranya adalah :
1.      Rekening Koran
Kredit Rekening Koran adalah kredit yang diberikan oleh Bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang telah diambil saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut. Bank dalam memberikan kredit rekening Koran dapat menyita perusahaan yang bersangkutan dengan berbagai syarat atau klausal (clausule),yaitu antara lain :
a.       Klausul Pembatalan
Bank mempunyai hak untuk membatalkan pemberian kreditnya setiap waktu. Pada dasarnya hak tersebut baru digunakan apabila Bank sudah mengetahui dengan pasti bahwa kredit yang diberikan secara rekening Koran itu dengan sengaja oleh perusahaan yang bersangkutan digunakan untuk maksud-maksud yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau menyimpang dari tujuan penggunaan kredit tersebut.
b.      Klausul Likuiditas Darurat
Klausul atau syarat ini memungkinkan Bank mengubah kredit rekening Koran kedalam bentuk kredit wesel, dengan tujuan untuk mendapatkan alat-alat tunai dengan segera.
c.       Klausul Pemeriksaan
Klausul ini memungkinkan Bank untuk memeriksa, meneliti dan mengawasi cara penggunaan kredit yang diberikan oleh Bank kepada suatu perusahaan agar supaya kredit tersebut dapat digunakan dengan cara yang sebaik-baiknya.

d.      Klausul Penerimaan Dan Pembayaran Melalui Bank
Klausul ini memungkinkan Bank mengikat keuangan perusahaan dengan syarat bahwa semua transaksi finansiil perusahaan harus dijalankan melalui Bank yang bersangkutan.
e.       Klausul Jaminan
Klausul ini berhak untuk meminta jaminan yang lebih besar lagi misalnya dengan penyerahan efek, dan berdasrkan nilai dasi efek tersebut, Bank menentukan berapa persen kreidt akan diperbesar.
2.      Kredit Dari Penjual
Kredit penjual merupakan kredit perniagaan (Trade-credit) dan kredit ini terjadi bila penjualan produk dilakukan dengan kredit. Pada umumnya perusahaan yang memberi kredit penjual adalah perusahaan industri, sedamgkan perusahaan yang menerima adalah perusahaan perdagangan.
3.      Kredit Dari Pembeli
Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya.
4.      Kredit wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila perusahaan mengeluarkan surat pengakuan hutang yang berisikan kesanggupan untuk membayaar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu dan setelah ditandatangani surat tersebut dapat dijual atau diuangkan pada Bank.

2.      Hutang Jangka Panjang (Non-Current Liability)
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Menurut Agus Sartono (2001) hutang jangka panjang atau long-term debt adalah satu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentudan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang mencakup bunha dan pokok pinjaman. Menurut Bambang Riyanto (2001) Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (Ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Sedangkan menurut Munawir.S (2004) Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca)
Adapun jenis dan bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang (Long-term debt) antara lain  :
1.      Pinjaman Obligasi (Bond Payables).
Obligasi merupakan instrumen hutang jangka panjang yang digunakan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan dana jangka panjang. Seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001) bahwa pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, untuk mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu. Adapun jenis jenis dari obligasi antara lain adalah :


a.       Obligasi biasa (Bond)
Adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debiturdalam waktu-waktu tertentu, dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak.
b.      Obligasi pendapatan (Income Bonds)
Adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu-waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapatkan keuntungan.
c.       Obligasi yang dapat di tukarkan (Convertible-bonds)
Adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada pemegang surat obligasi tersebut untuk pada suatu saat tertentu menukarkanya dengan saham dari perusahaan yang bersangkutan.
2.      Pinjaman Hipotik (Mortgage)
Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu batang tidak bergerak Sudah Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002) menyebutkan bahwa hipotik merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak (Tanah bangunan) dalam perjanjian kreditnya disebutkan secara jelas aktiva apa yang di pergunakan sebagai agunan.




B.     Rentabilitas
1.      Pengertian Rentabilitas
Salah satu ukuran utama keberhasilan perusahaan didalam mengelola usahanya adalah tingkat rentabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Semua modal yang bekerja dalam perusahaan adalah modal sendiri dan modal pinjaman. Sofyan Syarif Harahap (2001) menyatakan rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan  dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Agus sartono (2001) menjelaskan bahwa rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Sedangkan Bambang Riyanto (2001) berpendapat bahwa pentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Dalam hal mengenai konsep rentabilitas penulis hanya membahas mengenai satu penilaian rentabilitas perusahaan yaitu :
1.      Return on Equity
Rentabilitas Terhadap Ekuitas (Return On Equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (Income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan, Syamsudin (2001:64). Menurut Hanafi dan Halim (2007:84) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena rasio ini bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan utang. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Rasio atau pedoman yang baik adalah antara 20% - 40%.
Jadi dapat disimpulkan rentabilitas terhadap modal (Return on Equity) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesuadah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri semakin tinggi rasio ini semaikn baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity adalah :

Return on Equity         =
                                                            = ... %

Dengan memahami ROE secara mendalam, kita akan menemukan tiga hal penting diantaranya :
1.      Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (orifutability)
2.      Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets management)
3.      Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage)

C.    Hubungan Antara Hutang dan Return of Equity
Rasio Return on Equity perusahaan akan berubah jika hutang mengalami perubahan. Perubahan yang mungkin terjadi ada dua sisi. Yang pertama, jika hutang naik maka rasio ROE akan naik dan juga sebaliknya jika hutang turun maka rasio ROE juga akan ikut turun. Kedua, jika hutang naik maka rasio ROE akan turunn dan jika hutang naik maka rasio ROE akan naik.

D.    Perumusan Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian sebagai berikut:
a.       Ada pengaruh hutang jangka pendek terhadap ROE pada perusahaan.
b.      Ada pengaruh hutang jangka panjang terhadap ROE pada perusahaan.
c.       Ada pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara serentak terhadap ROE pada perusahaan.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu data sekunder dari PT. Semen Indonesia, yang digunakan adalah dokumen laporan keuangan selama tahun 2006-2011. Data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tahun
Hutang Jangka Pendek
Hutang Jangka Panjang
Return On Equity
2006
Rp  1.460.082.635,00
Rp      536.722.041,00
23.56
2007
Rp  1.445.874.275,00
Rp      442.090.591,00
26.79
2008
Rp  2.090.588.965,00
Rp      441.278.362,00
31.27
2009
Rp  2.294.842.315,00
Rp      458.786.818,00
32.62
2010
Rp  2.517.518.619,00
Rp      905.727.439,00
30.14
2011
Rp  2.889.137.195,00
Rp  2.157.368.593,00
27.06

B.     Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis data dokumenter yaitu berupa jurnal penelitian teerdahulu dan laporan keuangan perusahaan. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan yang telah tersusun dalam arsip yang telah di publikasikan. Data yang dipakai dalam penelitian ini didapatkan dengan cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan PT Semen Indonesia di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2011.


C.    Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1.      Variabel
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu dependen variabel atau variabel terikat dan independen variabel atau variabel bebas. Dalam penelitian ini return on equity ditetapkan menjadi variabel terikat sendangkan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang di tetapkan sebagai variabel bebas.
2.      Definisi Operasional Variabel
a.       Return on equity (Y) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba yang berkaitan dengan hasil penjualan dan penggunaan sumber sumber yang ada. Pengukuran variabelnya berdasarkan periode 2006-2011.
b.      Hutang jangka pendek (X1) merupakan hutang yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun. Termasuk dalam kelompok ini adalah: hutang dividen, hutang bank, hutang dagang, dll. Pengukuran variabelnya berdasarkan pada tahun 2006-2011.
c.       Hutang jangka panjang (X2) adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi hutang-hutang yang lain. Pengukuran variabel berdasarkan tahun 2006-2011.



D.    Teknik Analisis Data
1.      Uji Asumsi Kasik
Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya uji asumsi klasik. Persamaan regresi diatas harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimastor), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias.
a.       Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan probabilitas dari Jarque-Bera dengan probabilitas tingkat signifikansi α. Jika probabilitas Jarque-Bera lebih besar daripada α maka data dinyatakan berdistribusi normal, sedangkan jika probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dari α maka data tidak berdistribusi normal.
b.      Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data observasi baik data time series maupun cross section. Dalam penelitian ini penulis menggunakan serial korelasi sebagai alat untuk mencari korelasi antar data. Data dapat dinyatakan tidak terdapat autkorelasi jika nilai probabilitas Chi-Square lebih besar dari pada nilai probabilitas signifikansi α, sedangkan jika probabilitas Chi-Square lebih kecil dari pada nilai probabilitas signifikasi α maka data terdapat masalah autokorelasi.
c.       Uji Multikolinearitas
Jika korelasi semakin mendekati 1 artinya korelasi semakin kuat, sedangkan jika semakin mendekati nol menunjukan korelasi yang semakin rendah. Jika nilai korelasi yang dihasilkan kurang dari 0,8 maka data dinyatakan bebas dari multikolinieritas, sedangkan jika hasilnya lebih dari 0,8 maka data dinyatakan terdapat multikolinieritas.
d.      Uji Heteroskedastisitas
Dalam uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas Chi-Square dengan nilai signifikansi probabilitas α. Jika nilai probabilitas Chi-Square lebih dari nilai probabilitas signifikansi α maka data dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas, apabila probabilitas Chi-Square lebih kecil dari pada probabilitas signifikansi α maka data dinyatakan terdapat heteroskedastisitas.
e.       Uji Linieritas
Untuk mendeteksi apakah model liniear atau tidak bisa dengan membandingkan F-statistic dalam ramsey reset test. Jika nilai F-statistic lebih besar dari pada F-tabel maka model dinyatakan tidak linier, sedangkan jika nilai F-statistic lebih kecil daripada F-tabel maka model dinyatakan linier.

2.      Analisis Regresi Linier Berganda
Ferdinand (2006:295), analisis regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) rumus multiple regresinya adalah sebagai berikut :
Y =  β0 +  β1X1 +  β2X2 + e
Keterangan :
Y               = Return on Equity (%).
X1             = Hutang jangka pendek (Juta Rupiah).
X2             = Hutang jangka panjang (Juta Rupiah)
β0              =  Intercept/Konstanta
β1,β2         = Koefisien/slope regresi

3.      Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Tingkat ketepatan suatu garis dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R2 (R square). Nilai koefisien R square dalam analisis regresi dapat digunakan sebagai ukuran menyatakan kesesuaian garis regresi yang diperoleh. R2 = 1, berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 = 0, berarti, variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
4.      Uji Hipotesis
a.       Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Uji statistik t digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat signifikansi (α) atau perbandingan antara F hitung dan F tabel dengan ketentuan:
Apabila t hitung < t tabel dan α > 5% : tidak mampu menolak H0
Apabila t hitung > t tabel dan α < 5% : menolak H0
b.      Uji Signifikansi Stimulan (Uji-F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat signifikansi (α) dan perbandingan antara F hitung dan F tabel dengan ketentuan.
Apabila F hitung < F tabel dan (α) > 5%: tidak mampu menolak H0
Apabila F hitung > F tabel dan (α) < 5%: menolak H0




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
1.      Gambaran Singkat Objek Penelitian
PT Semen Gresik (Persero) Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan nama NV Pabrik Semen Gresik pada tanggal 25 Maret 1953 dengan Akta Notaris Raden Mr. Soewandi No. 41. Pada Tanggal 17 April 1961, NV Pabrik Semen Gresik dijadikan Perusahaan Negara (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 132 tahun 1961, kemudian berubah menjadi PT Semen Gresik (Persero) berdasarkan Akta Notaris J.N. Siregar, S.H. No. 81 tanggal 24 Oktober 1969. Berikut ini merupakan data yang digunakan :
Tahun
Hutang Jangka Pendek
Hutang Jangka Panjang
Return On Equity
2006
Rp  1.460.082.635,00
Rp      536.722.041,00
23.56
2007
Rp  1.445.874.275,00
Rp      442.090.591,00
26.79
2008
Rp  2.090.588.965,00
Rp      441.278.362,00
31.27
2009
Rp  2.294.842.315,00
Rp      458.786.818,00
32.62
2010
Rp  2.517.518.619,00
Rp      905.727.439,00
30.14
2011
Rp  2.889.137.195,00
Rp  2.157.368.593,00
27.06

2.      Uji Asumsi Klasik
Secara teoritis telah diungkapkan bahwa salah satu metode pendugaan parameter daam model regresi linear adalah Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS digunakan berlandaskan pada sejumlah asumsi tertentu. Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi, pada prinsipnya model regresi linear yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linear, Unbiased dan Estimator), dalam pengertian lain model yang dibuat harus lolos dari penyimpangan asumsi adanya autokorelasi, normalitas, linearitas, heteroskedastistas dan mulikolinearitas. Berikut ini merupakan uji asumsi klasik yang dilakukan terhadap model :
a.       Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik. Pendugaan persamaan dengan menggunakan metode OLS harus memenuhi sifat kenormalan, karena jika tidak normal dapat menyebabkan varians infinitif. Jika varians infinitif maka pendugaan menjadi tidak berarti. Dengan menggunakan program Eviews maka didapatkan hasil :

Asumsi yang dipakai untuk uji Normalitas:
Ho: Data berdistribusi Normal
Ha: Data berdistribusi tidak Normal

Pengujian:
Ho diterima,  jika: Prob. Jarque-Bera > α = 0.05 (5%)
Ho ditolak,  jika: Prob. Jarque-Bera < α = 0.05 (5%)
Analisis hasil output, nilai Prob. Jarque-Bera = 0,74 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model berdistribusi normal.
b.      Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam variabel-variabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi ini umumnya terjadi pada data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi pada model ini adalah bahwa penaksir tidak efisien dan uji t serta uji F biasanya tidak valid walaupun hasil estimasi tidak bias (Gujarati,2003). Berikut ini merupakan hasil output yang dihasilkan dari serial korelasi:

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:











F-statistic
0.947828
    Prob. F(2,1)
0.5877
Obs*R-squared
3.927930
    Prob. Chi-Square(2)
0.1403















Test Equation:



Dependent Variable: RESID


Method: Least Squares


Date: 01/02/15   Time: 18:30


Sample: 2006 2011


Included observations: 6


Presample missing value lagged residuals set to zero.










Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
-4.730448
4.424061
-1.069255
0.4787
X1
3.45E-09
3.00E-09
1.149885
0.4557
X2
-3.12E-09
2.71E-09
-1.151177
0.4553
RESID(-1)
-1.646776
1.227882
-1.341152
0.4079
RESID(-2)
-0.891959
0.877758
-1.016178
0.4949










R-squared
0.654655
    Mean dependent var
-6.56E-15
Adjusted R-squared
-0.726725
    S.D. dependent var
1.080095
S.E. of regression
1.419298
    Akaike info criterion
3.413109
Sum squared resid
2.014406
    Schwarz criterion
3.239575
Log likelihood
-5.239326
    Hannan-Quinn criter.
2.718439
F-statistic
0.473914
    Durbin-Watson stat
2.934562
Prob(F-statistic)
0.780018





















Hipotesis yang dipakai untuk uji autokorelasi:
Ho: Tidak terdapat Autokorelasi.
Ha: Terdapat Autokorelasi.
Pengujian :
Ho diterima,  jika: Prob. Chi-Square > α = 0.05 (5%)
Ho ditolak,  jika: Prob. Chi-Square < α = 0.05 (5%)
Analisis hasil output autokorelasi yaitu karena Prob. Chi-Square = 0,1403 > 0,05 maka Ho diterima, sehingga bisa disimpulkan bahwa model tidak terdapat autokorelasi.
c.       Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. jika koefisien koreasi antara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8, berarti terjadi multikolinearitas dalam model regresi. Berikut ini hasil yang diperoleh dari uji multikolinearitas :


X1
X2
X1
 1.000000
 0.742077
X2
 0.742077
 1.000000


Dari tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasinya antar variabel independen dibawah 0,80 dengan demikian data dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas.
d.      Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section, karena data tersebut menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (Sritua, 1993). Uji heteroskedastisitas dengan metode white ini tidak menggunakan asumsi normalitas sehingga sangat mudah untuk diimplementasikan dan sangat cocok dengan model logit yang berdistribusi logistic (Gujarati,2003).

Heteroskedasticity Test: White











F-statistic
1.692261
    Prob. F(2,3)
0.3221
Obs*R-squared
3.180682
    Prob. Chi-Square(2)
0.2039
Scaled explained SS
0.270396
    Prob. Chi-Square(2)
0.8735















Test Equation:



Dependent Variable: RESID^2


Method: Least Squares


Date: 01/02/15   Time: 18:47


Sample: 2006 2011


Included observations: 6












Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
2.411985
0.898328
2.684973
0.0747
X1^2
-3.35E-19
2.24E-19
-1.494711
0.2319
X2^2
1.46E-19
3.08E-19
0.473824
0.6680










R-squared
0.530114
    Mean dependent var
0.972171
Adjusted R-squared
0.216856
    S.D. dependent var
0.878251
S.E. of regression
0.777212
    Akaike info criterion
2.640645
Sum squared resid
1.812174
    Schwarz criterion
2.536525
Log likelihood
-4.921935
    Hannan-Quinn criter.
2.223843
F-statistic
1.692261
    Durbin-Watson stat
2.176473
Prob(F-statistic)
0.322099














Hipotesis yang dipakai untuk uji heteroskedastisitas:
Ho: Tidak terdapat Heteroskedastisitas.
Ha: Terdapat Heteroskedastisitas.
Pengujian :
Ho diterima,  jika: Prob. Chi-Square > α = 0.05 (5%)
Ho ditolak,  jika: Prob. Chi-Square < α = 0.05 (5%)
Analisis hasil output dari uji hetetoskedastisitas yaitu karena Prob. Chi-Square = 0,2039 > 0,05 maka Ho diterima, sehingga bisa di simpulkan bahwa tidak terdapat Heterokedastisitas di dalam model.
e.       Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Ramsey RESET Test


Equation: UNTITLED


Specification: Y C X1 X2


Omitted Variables: Squares of fitted values












Value
df
Probability

t-statistic
 0.512864
 2
 0.6591

F-statistic
 0.263030
(1, 2)
 0.6591

Likelihood ratio
 0.741344
 1
 0.3892











F-test summary:



Sum of Sq.
df
Mean Squares

Test SSR
 0.677967
 1
 0.677967

Restricted SSR
 5.833026
 3
 1.944342

Unrestricted SSR
 5.155059
 2
 2.577529











LR test summary:



Value
df


Restricted LogL
-8.428960
 3


Unrestricted LogL
-8.058288
 2

















Unrestricted Test Equation:


Dependent Variable: Y


Method: Least Squares


Date: 01/02/15   Time: 18:49


Sample: 2006 2011


Included observations: 6












Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
33.44214
33.06520
1.011400
0.4183
X1
6.18E-08
1.05E-07
0.589557
0.6152
X2
-4.72E-08
8.02E-08
-0.588697
0.6157
FITTED^2
-0.117276
0.228668
-0.512864
0.6591










R-squared
0.909091
    Mean dependent var
28.57333
Adjusted R-squared
0.772728
    S.D. dependent var
3.367668
S.E. of regression
1.605469
    Akaike info criterion
4.019429
Sum squared resid
5.155059
    Schwarz criterion
3.880602
Log likelihood
-8.058288
    Hannan-Quinn criter.
3.463694
F-statistic
6.666704
    Durbin-Watson stat
2.823038
Prob(F-statistic)
0.133215

















Untuk memdeteksi apakah model linear atau tidak dengan membandingkan nilai F-statistic dengan F-tabel, yaitu:
a.       Jika nilai F-statistic > F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan model linear adalah ditolak.
b.      Jika nilai F-statistic < F-tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model linear adalah diterima
Analisis Hasi Output, bahwa nilai F-statistic sebesar 0,263030 kemudian dibandingkan dengan F-tabel (0,05;2;3) sebesar 9,552094496. Berarti nilai F-statistik < F-tabel (0,26 < 9,55) maka model dinyatakan linier.

3.      Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil output dari regresi linier berganda yang telah dihasilkan dari program Eviews adalah sebagai berikut :
Dependent Variable: Y


Method: Least Squares


Date: 01/02/15   Time: 18:56


Sample: 2006 2011


Included observations: 6












Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
16.56129
2.735742
6.053676
0.0090
X1
8.05E-09
1.61E-09
5.000006
0.0154
X2
-6.09E-09
1.37E-09
-4.433747
0.0213










R-squared
0.897136
    Mean dependent var
28.57333
Adjusted R-squared
0.828559
    S.D. dependent var
3.367668
S.E. of regression
1.394397
    Akaike info criterion
3.809653
Sum squared resid
5.833026
    Schwarz criterion
3.705533
Log likelihood
-8.428960
    Hannan-Quinn criter.
3.392852
F-statistic
13.08229
    Durbin-Watson stat
2.231879
Prob(F-statistic)
0.032991














Berdasarkan hasil regresi diatas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 16.5612941404 + 8.04646253039e-09*X1 - 6.0911087513e-09*X2
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 16,5612941404 menyatakan bahwa jika hutang jangka pendek (X1) dan hutang jangka panjang (X2) nilainya 0, maka return of equity (Y) memiliki nilai 16,5612941404%.
Koefisien regresi variabel X1 atau hutang jangka pendek sebesar 0,000000008046 artinya jika variabel lainya tetap dan X1 atau hutang jangka pendek mengalami kenaikan Rp 1 Juta, maka Y atau return on equity mengalami peningkatan sebesar 0,000000008046%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara X1 dan Y, semakin naik X1 atau hutang jangka pendek maka semakin meningkat pula nilai Y atau return on equity.
Koefisien regresi variabel X2 atau hutang jangka panjang sebesar -0,000000006091 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan X2 atau hutang jangka panjang mengalami kenaikan Rp 1 juta, maka Y atau return on equity mengalami penurunan sebesar 0,000000006091%, koefisien bernilai negatif artinya terjadi huungan negatif antara X2 atau hutang jangka panjang dengan Y atau return on equity, semakin naik X2 atau hutang jangka panjang maka semakin menurun nilai Y atau return on equity.

4.      Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerngkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011). Interpretasi: Jika R2 mendekati 1 (semakin besar nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat.; dan Jika R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah.
Melalui estimasi data dari program eviews didapatkan nilai Adjusted R2 = 0,828559. Menandakan bahwa variasi dari Return on Equity (Y) mampu dijelaskan secara serentak oleh variabel Hutang Jangka Pendek (X1) dan Hutang Jangka Panjang (X2) sebesar 82,86% sedangkan sisanya sebesar 17,14% dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak masuk dalam model.

5.      Uji Hipotesis
a.       Uji t
Hipotesa :
H0 = Variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tak bebas
H1 = Variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas
Pengujian :
H0 diterima bila |t-statistik| < |t-tabel| atau Pob. > α
H0 ditolak bila |t-statistik| > |t-tabel| atau Prob. < α
Nilai Prob. dari estimasi yang sudah dilakukan sebagai berikut:
Prob. X1 = 0,0154
Maka  0,0154 < 0,05   (Berpengaruh signifikan, Ho ditolak)
Prob. X2 = 0,0213
Maka 0,0213 < 0,05    (Berpengaruh signifikan, Ho ditolak)

Dari hasil uji t-statistik, bisa disimpulkan bahwa variabel hutang jangka pendek (X1) dan hutang jangka panjang (X2) signifikan mempengaruhi ROE (Y)

b.      Uji F-statistik
Hipotesa yang digunakan :
H0 = Variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tak bebas
H1 = Variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas
Pengujian:
H0 diterima bila |F-statistik| < |F-tabel| atau Prob(F-statistic) > α
H0 ditolak bila |F-statistik| > |F-tabel| atau Prob(F-statistic) < α
Nilai α yang digunakan = 0,05
Nilai Prob(F-statitic) = 0,033 < 0,05
Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti variabel independen (X1,X2) signifikan mempengaruhi variabel dependen (Y) atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara bersama-sama signifikan mempengaruhi rasio ROE.

B.     Pembahasan Penelitian
1.      Pengaruh Hutang Jangka Pendek terhadap Return of Equity
Menurut hasil penelitian dengan menggunakan program Eviews diatas dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kenaikan dari return on equity dikarenakan uji t dan uji F yang dilakukan keduanya menghasilkan perngaruh yang signifikan. Apabila hutang jangka pendek mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000.000, maka return of equity pun akan mengalami kenaikan sebesar 0,000000008046%.

2.      Pengaruh Hutang Jangka Panjang terhadap Return on Equity
Hutang jangka panjang memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap return on equity, pengaruh signifikan dapat dilihat dari uji t dan uji F yang telah di lakukan. Apabila hutang jangka panjang naik sebesar Rp. 1.000.000, maka return on equity akan mengalami penurunan sebesar 0,000000006091%.

3.      Pengaruh Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang terhadap Return on Equity
Berdasarkan uji F yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang bersama sama mempengaruhi kenaikan dan penurunan dari return on equity. Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berkontribusi mempengaruhi return of equity sebesar 82,86% sedangkan sisanya sebesar 17,14% dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak masuk dalam model.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulam
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Hasil pengujian dengan menggunakan uji t menunjukan bahwa variabel hutang jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap return of equity dengan nilai signifikansi sebesar 0,0154.
2.      Hasil pengujian dengan menggunakan uji t menunjukan bahwa variabel hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap return of equity dengan nilai signifikansi sebesar 0,0213.
3.      Hasil pengujian menggunakan uji F menjelaskan bahwa hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return of equity dengan nilai signifikansi sebesar 0,33.
4.      Nilai Adjusted R2 = 0,828559. Menandakan bahwa variasi dari Return on Equity mampu dijelaskan secara serentak oleh variabel Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang sebesar 82,86% sedangkan sisanya sebesar 17,14% dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak masuk dalam model.

B.     Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain penelitian hanya mengambil dua variabel yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang sebagai variabel independen, namun masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat return of equity.



C.    Saran
Bagi PT. Semen Indonesia Tbk agar memperhatian apabila ingin melakukan pinjaman hutang, harena hutang mengandung resiko dan hutang juga memiliki tambahan biaya untuk pengembaliannya. Selain itu hutang mempengaruhi tingkat pengembalian yang di harapkan.


1 komentar:

  1. Wynn Casino & Resort in Las Vegas, Nevada - Mapyro
    Find 태백 출장마사지 Wynn 울산광역 출장마사지 Casino & Resort, 이천 출장마사지 Las Vegas, Nevada, United States, ratings, photos, MGM Grand Hotel, an MGM Resorts Casino and 제주도 출장마사지 Spa property, opened in 의정부 출장안마 2008.

    BalasHapus